Selasa, 30 April 2013

pengaruh dari analisis kredit terhadap kredit bermasalah menurut Siswanto Sutujo

Siswanto Sutujo (1997:69) menjelaskan mengenai pengaruh dari analisis kredit terhadap kredit bermasalah adalah: Kredit yang diberikan tanpa didahului oleh analisis kredit yang profesional dapat diragukan mutunya. Tujuan analisis kredit adalah menilai mutu permintaan kredit baru yang diajukan oleh calon debitur, atau permintaan tambahan kredit yang diajukan oleh debitur lama. Dengan demikian, apabila nantinya bank meluluskan permintaan kredit, risiko kredit yang diberikan itu berkembang menjadi kredit bermasalah dapat diperkecil.

yang dapat mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah menurut Robert H. Behrens

yang dapat mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah menurut Robert H. Behrens yang dikutip oleh Tjoekam (1999:264), menjelaskan bahwa ada beberapa faktor penyebab kredit bermasalah adalah menunjukkan adanya tanda-tanda penyimpangan (Signals Deviation) diantaranya adalah sebagai berikut: a. Menurunnya kondisi keuangan debitur yang tercermin dengan adanya kesulitan likuiditas di dalam memenuhi kewajiban pembayaran dengan sumber dana yang tersedia sehingga mengakibatkan cash crisis yaitu cash in < cash out. b. Pengaruh kondisi ekonomi makro yangberfluktuasi, dalam hal ini debitur dihadapkan kepada permasalahan dalam pemasaran produknya, persaingan usaha, serta kesulitan dalam penerapan teknologi yang tepat guna. c. Debitur dalam usahanya menunjukkan sikap tidak kooperatif dan transparan dengan pihak bank, sehingga sulit mendapatkan informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan usahanya serta masalah yang dihadapi dan bagaimana solusinya. d. Adanya pengaruh dari lingkungan perbankan seperti perubahan kondisi moneter, adanya deregulasi dan regulasi sektor finansial, fluktuasi suku bunga, perubahan kondisi politik, budaya dan agaman yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi Life cycle nasabah/debitur e. Bankir kurang menguasai bidang usaha debitur serta lemahnya dalam sistematika penganalisaan atas setiap usulan kredit, sering melakukan penyimpangan-penyimpangan dari sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

kredit bermasalah menurut Siswanto Sutojo

Sedangkan kredit bermasalah menurut Siswanto Sutojo (1997:11), yaitu: “Kredit bermasalah adalah debitur mengingkari janji mereka membayar bunga dan/ atau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Dengan demikian mutu kredit merosot”.

Menurut UU No. 7 Tahun 1992 kredit adalah

Menurut UU No. 7 Tahun 1992 yaitu: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

unsur-unsur analisis kredit menurut H. Munawir

Adapun unsur-unsur analisis kredit menurut H. Munawir (2004:235-236). Unsur-unsur kredit 5C, yaitu: a. Character yaitu Bank mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansiilnya. b. Capacity yaitu Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. 11 c. Capital yaitu Ini menunjukkan posisi finansiil perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh ratio finansiilnya dan penekanan pada “tangible networth”nya. Bank harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah hutang dan jumlah modal sendiri d. Collateral yaitu berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh Bank. e. Conditions yaitu Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha si peminta kredit.

Pengertian analisis kredit menurut Thomas Suyatno, dkk

Pengertian analisis kredit menurut Thomas Suyatno, dkk (1997:70). Analisis kredit adalah: Mempersiapkan pengerjaan-pengerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat mempertimbangkan suatu kredit. Menyusun laporan analisis yang dipergunakan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit.

tugas utama bagi bank umum

tugas utama bagi bank umum yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efektif dan dapat disesuaikan dengan penggunaan dana tersebut baik perorangan maupun secara organisasi yang menjembatani kepentingan antara investor (lender) dengan debitur yang membutuhkan dana (borrowers).

Hubungan antara naskah iklan dengan keputusan pembelian menurut Setiadi

Hubungan antara naskah iklan dengan keputusan pembelian menurut Setiadi (2003 : 16 ) yaitu : “proses keputusan pembelian konsumen dimulai dengan pengenalan maalah atau kebutuhan. Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat digerakan dengan stimulasi internal ( sperti rasa haus, lapar danlainnya ) dan stumulasi eksternal ( seperti nashkan dan pajangan produk).

Pengaruh Iklan Terhadap Proses keputusan Pembeli

Pengaruh Iklan Terhadap Proses keputusan Pembeli Umumnya tujuan dalam kampanye iklan bersumber pada tujuan dibidang pemasaran. Dan tujuan dibidang pemasaran bersumber pada tujuan perusahaan secara keseluruhan. Suatu tujuan bidang periklanan yang lebih baik memang seharusnya mampu menunjukan hubungan terhadap tujuan penjualan. Namun demikian, mengatakan bahwa iklan dapat secara langsung mempengaruhi tingkat penjualan ( sama seperti menyatakan memaksimumkan keuntungan ) sebenarnya juga tidak bersifat operasional. Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang menyokong terhadap suatu produk mungkin sering bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan itu sendiri. Iklan yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap lebih positif terhadap produk iklan yang tidak disukai mungkin menurunkan evaluasi produk oleh konsumen. Penelitian memperlihatkan secara berulang-ulang bahwa sikap terhadap suatu iklan berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk. Ini bukan berarti bahwa konsumen harus selalu menyadari suatu iklan agar iklan tersebut efektif, barangkali ada iklan yang tidak disukai tetapi tetap saja berhasil. Sebenarnya pengiklan kadang sengaja membuat iklan yang mengganggu dengan harapan pesannya dapat menerobos kerumunan. Pemasar meluncurkan suatu iklan kepada khalayak melalui berbagai media untuk memperoleh respon atau tanggapan dari konsumen. Tanggapan terakhir tentu saja pembelian ( pemilihan ), namun pemilihan ini merupakan akhir dari proses panjang dari pengambilan keputusan sebagaimana telah diuraikan dalam tahap-tahap proses keputusan pembelian.

Tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian

a. Pengenalan Masalah Seseorang merasakan adanya stimuli untuk membeli sesuatu. Stimuli ini bias dating dari dalam (internal), misalnya seseorang merasa lapar atau karena dorongan dari luar (eksternal), misalnya ingin mentraktir teman, atau karena factor iklan makanan tertentu. b. Pencarian Informasi Ini berkaitan dengan mau membeli apa, model bagaimana, dimana dan sebagainya, maka seseorang mencari informasi yang dapat diperoleh dari sumber pribadi seperti family,teman,tetangga. Dari sumber komersial seperti media massa, Koran, televise,dan radio. Dan dari pengalaman masa lalu, pernah menggunakan suatu produk, atau melihat produk tersebut. c. Evaluasi Alternative Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk-merk alternative dalam satu susunan pilihan. d. Keputusan Membeli Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas merk dan membentuk niat untuk membeli. Biasanya keputusan pembelian konsumen adalah membeli merk yang paling disukai, tetapi dia factor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian. Factor pertama adalah sikap orang lain, factor kedua aalah factor situasi yang tidak diharapkan. e. Perilaku pasca pembelian Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

Tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian

Tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

jenis-jenis perilaku pembelian

jenis-jenis perilaku pembelian Pengambilan keputusan konsumen bervariasi dengan jenis keputusan pembelian. Berdasarkan tingkat keterlibatan konsumen dalam pembelian dan tingkat perbedaan antara mer, menurut Kotler ( 2000 : 202 ) perilaku pembelian dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Perilaku pembelian kompleks Konsumen melalui proses keputusan yang kompleks apabila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan menyadari perbedaan yang nyata antara merk-merk yang berbeda. Konsumen akan sangat terlibat dalam pembelian jika barang tersebut mahal, jarang pembelinya, berisiko tinggi dan sangat memberikan kesan pribadi pembelinya. 2. Perilaku pembeli mengurangi perbedaan Kadang kala konsumen sangat terlibat dalam pembelian tetapi tidak memperlihatkan perbedaan antara merk. Setelah pembelian konsumen akan membenarkan keputusannya. Peranan penting dari komunikasi pemasaran disini adalah berusaha member keyakinan atau kepercayaan atau evaluasi yang membentuk konsumen merasa puas atas pilihannya. 3. Perilaku pembelian berdasarkan kebiasaan Banyak produk yang dibeli dengan kondisi ketelibatan konsumen rendah dan tidak ada perbedaan nyata antara merk. Disni iklan dilakukan berulang-ulang untuk membentuk pengenalan atas merk dan bukan keyakinan akan merk. 4. Perilaku pembelian yang mencari variasi Diberbagai kondisi pembelian ada kalanya terdapat ketelibatan yang rendah dalam pembelian, namun banyak perbedaan antara merk. Konsumen biasanya banyak sekali melakukan pertukaran merk.konsumen melakukan penilaian selama pemakaian produk tersebut.

pihak-pihak yang terlibat dalam proses keputusan pembelian menurut Kotler

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses keputusan pembelian menurut Kotler( 2000 : 202) adalah sebagai berikut : 1. Pengambil inisiatif ( intiator) Pengambil inisiatif adalah orang yang pertama kali menyarankan atau mengusulkan gagasan untuk membeli produk. 2. Orang yang mempengaruhi ( influencer) Seseoran yang memberikan saran atau pengaruh dalam keputusan pembelian sebenarnya atau pemakai barang atau jasa. 3. Pengambil keputusan ( decide) Orang yang menentukan tiap-tiap atau seluruh keputusan pembelian, baik keputusan untuk membeli, keputusan apa yang dibeli, bagaimana membelinya dan dimana akan membeli. 4. Pembeli ( buyer ) Pembeli aedalah orang yang melakukan transaksi pembelian 5. Pemakai ( user ) Pemakai adalah orang yang berhubungan langsung dalam mengkonsumsi atau memakai barang atau jasa yang dibeli.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam proses Keputusan Pembelian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam proses Keputusan Pembelian Pada model perilaku pembeli terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pembeli yaitu : budaya, social, pribadi dan psikologi. Pada factor-faktor tersebut terdapat sub-sub factor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perilaku pembeli seperti yang dikemukakan kotler (2002 : 183), seperti di bawah ini : 1. Faktor budaya ( Budaya,sub budaya,kelas social) 2. Faktor social ( kelompok acuan, keluarga, peran,status) 3. Faktor pibadi( usia dan tahap siklus hidu, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri) 4. Faktor psikologi ( motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap)

tahap proses keputusan pembelian

Menurut Kotler (2002 : 162) proses keputusan pembelian adalah tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan pembeli. Definisi di atas pada intinya mengemukakan bahwa : a. Keputusan pembelian merupakan tindakan pilihan dari evaluasi produk. b. Keputusan pembelian merupakan tindakan keputusan daripada dua atau lebih pilihan alternative yang harus diambil.

proses keputusan pembelian Menurut Kotler dan Amstrong

Menurut Kotler dan Amstrong (2002 : 162) proses keputusan pembelian adalah suatu tahap yang harus dilewati oleh pembeli sebelum melakukan pembelian.

Pengertian Keputusan pembelian menurut tjiptono

Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan pemilihan atas berbagai alternative yang dimiliki oleh consume, sebagaimana yang didefinisikan oleh Tjiptono (200 : 20-21) pengambilan keputusan merupakan proses yang dimulai dari pengenalan masalah yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk.

Unsur unsur iklan

Unsur unsur iklan 1. Headline Headline merupakan rangkaian kalimat atau kata-kata pendek, dan seringkali berupa slogan. Macam-macam headline dan contohnya: a. Pernyataan : ‘the world’s toughest tyre.’ b. Perintah : ‘buy your book at brown’s.’ c. Tawaran : ‘now only 99 p’. 2. Subjudul Merupakan penulisan naskah iklan dengan membayangkan dan menggambarkan bentuk visual iklan yang digarapnya karena hali ini sangat membantu sekali terhadap kedain dan tipografi iklan. Tujuannya adalah : a. Menjaga kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat diarahkan untuk tetap mengikuti dan membaca teks iklan b. Menyediakan kekontrasan tipografi sebagaimana disebut diatas c. Menekan nilai jual 3. Teks iklan Isi iklan aau kalimat utama copy atau naskah iklan yang dicetak dengan menggunakan jenis huruf yang lebih kecil daripada baris display. 4. Harga. Orang biasanya sangat peka terhadap harga, dan mungkin akan dijengkelkan oleh suatu iklan yang tidak mencantumkan, paling tidak mencantumkan harga yang terendah. 5. Nama dan alamat Mungkin saja sudah cukup hanya dengan menyebutkan nama produk atau perusahaan pada iklan tersebut, didukung dengan logo, tetapi pengiklam lain ada yang mencantumkan alamat dan nama mereka dengan jelas. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pembaca dapat mengenali mereka dengan jelas. 6. Kupon Penulisan kupon merupakan pekerjaan yang lebih serius dari perkiraan sebelumnya dan hal itu tidaklah cukup hanya dengan mencantumkan nama dan alamat pengiklan saja 7. Signature slogan atau strapline Ini adalah baris kalimat penutup (the pay-off line), dan hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra perusahaan

Naskah Iklan

Naskah iklan adalah Seni penulisan pesan penjualan atau kewiraniagaa (salesmanship) melalui media cetak agar pesan penjualan tersebut menarik perhatian , ketertarikan (interest), keinginan (desire), keyakinan (conviction) dan tindakan sebagaimana yang diinginkan.

Efektifitas Iklan

Pengendalian dan perencanaan iklan yang baik sangat tergantung pada efektivitas iklan. Pengukuran efektivitas sangat sulit, salah satu kesukarannya adalah ketidakmampuan untuk mengidentifikasikan hasil-hasil iklan tertentu. 1. Riset Dampak – Komunikasi Berusaha untuk menentukan apakah suatu iklan berkomunikasi secara efektif. Disebut juga copy testing, riset itu dapat dilakukan sebelum iklan ditempatkan di media dan setelah dicetak atau disiarkan. Ada tiga metode utama pengujian awal iklan, yaitu : a. Metode penyusunan tingkat langsung, meminta konsumen untuk menyusun peringkat dari beberapa iklan. Hasil peringkat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan perhatian, keterbacaan kognitif, efektif dan perilaku dari iklan itu. b. Pengujian portofolio,meminta konsumen untuk melihat dan mendengarkan suatu kesimpulan dari berbagai ikaln, lama waktunya tergantung pada yang mereka inginkan. Konsumen kemudian diminta mengingat semua iklan dan sisinya, dibantu atau tidak dibantu oleh pewawancara. Level ingatan mereka menunjukan kemampuan iklan untuk mudah dibedakan dari yang lain. c. Pengujian laboratorium menggunakan peralatan untuk mengukut reaksi, psikologi konsumen terhadap suatu iklan. Pengujian itu mengukur kemampuan iklan untuk menarik perhatian tetapi tidak mengungkapkan apapun mengenai pengaruhnya terhadap keyakinan, sikap atau minat. 2. Riset Dampak – Penjualan Dampak pengaruh ikaln lebih sulit untuk diukur daripada dampak komunikasi. Penjualan dipengaruhi oleh berbagai factor selain iklan, seperti tampilan produk, harga, ketersediaan dan tindakan pesaing. Semakin sedikit factor faktor itu atau semakin terkendalinya factor tersebut berarti semakin mudah untuk mengukur dampak iklan pada penjualan. Dampak penjualan paling mudah diukur dalam situasi pemasaran langsung dan paling sulit diukur untuk iklan pembentukan citra mereka atau perusahaan. Periset berusaha mengukur dampak penjualan melalui analisis data historis atau data percobaan. Pendekatan historis, membuat korelasi antara penjualan lampau dengan pengeluaran iklan lampau dengan menggunakan teknik statistika canggih. Periset lainnya menggunakan rancangan percobaan untuk mengukur dampak penjualan dari iklan.

langkah-langkah dalam menentukan media iklan menurut Saladin

Pengiklan memilih media iklan untuk menyampaikan pesan. Adapun langkah-langkah dalam menentukan media iklan menurut Saladin ( 2002 : 132 ), adalah sebagai berikut : a. Menetukan jangkauan, frekuensi serta dampak iklan Pada dasarnya pemilihan media adalah masalah mencari cara dengan biaya yang paling efektif untuk menyampaikan sejumlah pembeberan yang dikehendaki kepada khalayak sasaran. Pengaruh pembeberan iklan terhadap kesadaran khalayak sasaran tergantung kepada jangkauan, frekuensi dan dampak iklan. b. Memilih antara jenis-jenis media Perencanaan media menjatuhkan pilihannya untuk memakai media tertentu berdasarkan beberapa variable, yaitu : 1. Kebiasaan media yang disenangi ileh khalayak ramai. Misalnya radio dan televise adalah media yang paling efektif untuk menarik perhatian khalayak ramai, 2. Produk c. Memilih sasaran media tertentu Audiens memiliki beberapa ukuran, yaitu : 1. Sirkulasi yaitu, jumlah unit fisik yang memuat iklan. 2. Audiens yaitu, jumlah orang yang dapat dicapai oleh saran itu ( jika sarana itu dapat diteruskan untuk dibaca orang lain, maka audiens lebih besar daripada sirkulasinya ) 3. Audiens efektif yaitu, jumlah orang yang memenuhi criteria karakteristik audiens sasaran yang mendapat paparan oleh sasaran tersebut. 4. Audiens yang terpapar secara efektif yaitu, jumlah orang yang memenuhi criteria karakteristik audiens sasaran yang betul-betul melihat iklan tersebut. d. Menentukan waktu media Pola yang efektif tergantung pada tujuan komunikasi yang berkaitan dengan sifat produk, konsumen sasaran, saluran distribusi dan factor-fakto lainnya. Pola waktu harus memperhatikan tiga gaktor yaitu : 1. Perputaran pembeli yang menyatakan tingkat pembeli baru yang memasuki pasar, semakin tinggi angka itu, iklan seharusnya semakin berkesinambungan. 2. Frekuensi pembelian merupakan rata-rata berapa kali pembeli membeli produk tersebut dalam suatu periode. Semakin tinggi frekuensi pembelian, iklan seharusnya semakin berkesinambungan. 3. Tingkat kelupaan merupakan angka yang menunjukan tingkat kejadian diman p0embeli melupakan suatu merk, semakin tinggi angka itu, iklan seharusnya semakin berkesinambungan. e. Menentukan alokasi geografis media Perusahaan harus memutuskan bagaimana mengalokasi anggaran iklan berdasarkan ruang dan waktu.

Tahap menetapkan pesan iklan yg disampaikan

Pengiklanan melalui empat tahap dalam mengembangkan suatu strategi yang kreatif, yaitu : 1. Pembentukan Pesan Pada dasarnya suatu pesan dari suatu produk harus direncanakan atau diputuskan pada saat konsei itu dikembangkan. Pesan produk mengungkapkan manfaat-manfaat utama yang ditawarkan produk tersebut. Tidak menutup kemungkinan pada suatu saat kperusahaan ingin membentuk pesan-pesan iklan tanpa harus mengubah itu, orang kreatif menggunakan berbagai metode untuk mencapai ide iklan guna mencapai tujuan iklan yang dilakuakn melalui pembicaraan dengan konsumen, penyalur, para ahli dan pesaing. Konsumen merupakan sumber penting untuk ide-ide iklan yang baik. Pendapat mereka mengenai kelebihan dan kelemahan produk merupakan kunci penting guna penyusunan strategi kreatif. Semakin banyak iklan yang dibuat, semakin tinggi kemungkinan perusahaan memperoleh iklan peringkat pertama. Tetapi ini diimbangi pula oleh besarnya biaya dan waktu yang dikeluarkan oleh perusahaan. 2. Evaluasi dan Pemilihan Pesan Pembuat iklan harus mengevaluasi berbagai pesan-pesan iklan. Daya tarik yang digunakan dalam pesan-pesan ikaln harus memiliki tiga karakteristik, yaitu : a. Daya tari ini menunjukan manfaat yang membuat konsumen lebih menyukai atau lebih tertarik pada produk itu. b. Daya tarik itu khas, harus menyatakan apa yang membuat produk pembuat iklan lebih baik daripada produk-produk pesaing. c. Seruan dalam pesan itu harus dapat dipercaya ini berarti bahwa pesan-pesan dalam iklan tersebut dinilai dari sifatnya yang membangkitkan keinginan, eksklusif dan masuk akal. 3. Pelaksanaan Pesan Dampak pesan iklan tidak hanya tergantu pada apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Penyampaian pesan sangat menentukan bagi produk-produk yang hamper sama jenisnya. Pemasang iklan harus menyampaikan pesan agar bisa menarik perhatian dan minat khalayak sasaran. Pemasang iklaan biasanya mempersiapkan uraian strategi naskah ikaln ( copy strategy salesmen ) yang menggambarkan tujuan isi, dukungan bunyi iklan yang diinginkan. 4. Kaji Ulang Agar bertanggung jawab secara social, pengiklan juga harus berhati-hati untuk tidak menyinggung kelompok etnik, ras minoritas atau kelompok kepentingan khusus.

Faktor yang menetapkan anggaran iklan

Adapun factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan anggaran iklan yaitu : 1. Tahap Dalam Daur Hidup produk Produk baru umumnya mendapat anggaran iklan yang besar untuk membangun kesadaran dan untuk menarik pelanggan agar mencoba produk tersebut. Merk yang sudah mapan hanya mendapat anggaran yang lebih rendah sebagai rasio terhadap penjualannya. 2. Pangsa Pasar Konsumen Merk dengan pangsa pasar yang tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit biaya iklan sebagai presentasi terhadap penjualan guna mempertahankan pangsanya. Untuk membangun pangsa pasar dan meningkatkan ukuran pasar membutuhkan biaya iklan yang besar. Selain itu berdasarkan biaya perkesan dibutuhkan biaya lebih sedikit untuk mencapai konsumen dari merk yang digunakan secara luas daripada untuk mencapai konsumen dari merk yang pangsanya kecil. 3. Persaingan dan Gangguan Dalam pasar dengan banyak pesaing dan pengeluaran iklan yang tinggi suatu merk harus diiklankan secara besar-besaran agar tetap terdengar ditengah pasar yang ramai tersebut. Bahkan gangguan sederhana dari iklan yang tidak bersaing secara langsung dengan merk tersebut sudah menyebabkan perlunya dilakukan iklan yang lebih besar. 4. Frekuensi Iklan Jumlah perulangan yang dibutuhkan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen juga sangat menentukan anggaran iklan. 5. Kemungkinan Penggantian Produk Merk-merk jenis komoditi ( misalnya rokok, bir, minuman ringan ) membutuhkan iklan yang besar untuk membangun citra yang berbeda tersebut. Iklan juga penting jika suatu merk dapat member manfaat atau tampilan fisik yang unik.

Tujuan atau Sasaran Iklan

Pihak pemasang iklan perlu menentukan tujuan iklannya dan mengukur hasil yang dicapai dari iklan tersebut. Menurut Kotler ( 2002 : 658 ), tujuan iklan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Iklan Informasi Menerangkan produk dalam tahap rintisan suatu produk untuk menciptakan permintaan pokok atas kategori tertentu misalnya, membertahu tentang produk baru, menganjurkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu, memberitahu tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan jasa yang tersedia, mengurangi ketakuatan konsumen dan membangun citra perusahaan. 2. Iklan Persuasif Penting dilakukan dalam tahap persaingan dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif dan merk tertentu. Tujuannya adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merk tertentu. Beberapa iklan persuasive telah beralih ke jenis iklan perbandingan (comperative advertising ), yang membuat perbandingan eksplisit antara atribut-atribut dari dai atau lebih merk-merk. 3. Iklan Pengingat Sangat penting untuk produk yang sudah mapan untuk ikalan yang berhubungan dengan tujuan itu adalah iklan penguat ( reinforcement advertising ), yang bertujuan untuk menyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Dari pendapat diatas dikatakan bahwa semua tujuan iklan adalah mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan dengan cara menyampaikan informasi hingga masuk kebenak pelanggan sekaligus mengubah dan atau menggiring tingkah laku mereka untuk mendapatkan produk yang diklankan, hal tersebut dilakukan agar masyarakat membeli produk tersebut.

Langkah-langkah dalam iklan

Manajemen pemasaran harus membuat lima keputusan penting ketika mengembangkan perencanaan program iklan. Lima keputusan utama dalam pembuatan program iklan, yang disebut 5M menurut Kotler ( 2000 : 658 ), yaitu : 1. Mission : Menetapkan dan tujuan iklan 2. Money : Menetapkan anggaran iklan 3. Message : Menetapkan pesan yang disampaikan 4. Media : Menetapkan media yang digunakan 5. Measurement : melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai

Beberapa Jenis Iklan

Beberapa macam cara iklan dapat digolongkan atas cara penggunaanya oleh pimpinan perusahaan, karena prbedaan tersebut tergantung pada tujuan perusahaan dalam mengadakan atau menyelenggarakan program iklannya. Menurut Swastha et al ( 2000 : 249-252 ) iklan dapat dogolongkan tergantung paa tujuan perusahaan dalam program iklannya. Disini iklan debagi dalam: 1. Iklan produk ( Product Advertising ) a. Iklan Kebutuhan Primer ( primary Demond Advertising ) Iklan yang berusaha untuk mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan merk dan nama produsennya. Iklan ini seperti biasa dilakukan oleh gabungan pengusaha atau asosiasi perdagangan. Sebagai contoh “susu kental lebih sehat” b. Iklan kebutuhan selektif ( selective Demand Advertising ) Iklan ini hampir sama dengan iklan kebutuhan primer hanya bedanya dengan iklan selektif adalah disebutkan merk barang yang ditawarkan sebagai contoh “susu kental indomilk lebih sehat”. Selain iklan kebutuhan primer dan iklan kebutuhan selektif iklan juga dikelompokkan dalam : a) Iklan Langsung b) Iklan Tidak Langsung Dalam kegiatan iklan langsung, penjualan menginginkan adanya tanggapan yang lebih cepat terhadap iklannya. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan kupon yang harus dikirimkan kembali dengan cepat oleh pembaca, untuk memperoleh keterangan-keterangan yang lebih terperinci tentang produk yang di iklankan. Sedangkan kegiatan iklan tidak langsung dibuat dibuat untuk mendoronga permintaan dalam periode waktu yang lama. Iklan ini dibuat untuk menyatakan kepada konsumen bahwa produk tersebut ada dan menguntungkan. 2. Iklan Kelembagaan Iklan disebut juga Corporate Image Advertising dilakukan juga untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwill / kepada perusahaan. Iklan kelembagaan ini dibagi tiga golongan yaitu : a. Patronage Institutional Advertising Dalam iklan penjual berusaha memikat konsumen dengan menyatakan suatu motif pembeli pada penjual tersebut dan bukannya motif pembeli peoduk tertentu. Misalnya pemberitahuan pengecer tantang pergantian jam kerja dari tokonya b. Public Relation Institutional Advertising Disini iklan dipakai untuk membuat pengertian yang baik tentang perusahaan kepada karyawan, pemilik perusahaan atau masyarakat umum misalnya perusahaan menyatakan akan mengurangi polusi yang ditimbulkan oleh pabriknya. c. Public Service Institutional Advertising Iklan ini menggambarkan tentang suatu dorongan kepada masyarakat untuk menggunakan kendaraan dengan hati-hati. Disini peusahaan asuransi dapat membantu dengan memberikan petunjuk bagi masyarakat dalam memilih kendaraan. 3. Iklan Nasional, Regional dan Lokal Iklan juga dapat digolongkan menurut daerah geografis dimana kegiatan iklan tersebut dilakukan. a. Iklan Nasional Iklan ini biasanya disponsori oleh produsen dengan distribusi nasional. Jadi pasar yang dituju sebagai sasarnnya adalah pasar nasional dan media yang digunakan mempunyai sirkulasi secara nasional. b. Iklan Regional Iklan Regional adalah iklan yang terbatas dari suatu Negara, misalnya hanya meliputi daerah jawa saja. Biasanya dilakukan oleh penjual atau perusahaan yang mempunyai luas pasar pada skup regional. c. Periklanan Lokal Iklan Lokal biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan pada pasar local saja. Apabila dilakukan oleh pengecer maka nama tokonya lebih dipentingkan. Oleh sebab itu iklan sering dilakukan bersama-sama antara produsen dan pengecer. 4. Iklan Pasar Iklan ini digolongkan atas sifat pasarnya. Dengan demikian jenis iklannya lebih tergantung pada sasaran yang dituju, apakah konsumen, perantara atau pemakai industry. Jenis iklan tersebut adalah : a. Consumer Advertising b. Trade Advertising, ditujukan kepada perantara dagang terutama pengecer. c. Industrial Advertising, ditujukan kepada para pemakai industry. Sedangkan jenis periklanan menurut Jefkins dalam Munandar ( 1997 : 395 ) secara garis besar digolongkan menjadi tujuh kategori pokok yaitu : 1. Iklan Barang Konsumen ( consumer Advertising ) Ikalan yang digunakan produsen yang memproduksi barang-barang konsumen, yaitu barang yang penjualannya bias berulang-ulang seperti makanan dan minuman ( merupakan kebutuhan sehari-hari ). Media yang paling cocok adalah media yang diminta secara luas ( dibaca oleh banyak lapisan social atau kelompok social ekonomi dalam masyarakat ) atau bias juga jurnal-jurnal yang cakupannya lebih khusus namun merangkul banyak orang misalnya majalah-majalah wanita. 2. Iklan Antar Bisnis ( Bisnis Advertising ) Iklan ini berguna untuk mempromosikan barang-barang dan jasa non konsumen, artinya baik pemasang maupun sasaran iklan sama-sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah bahan-bahan yang harus diolah atau menjadi unsure produksi. Misalnya bahan mentah, komponen suku cadang, fasilitas pabrik dan mesin serta jasa-jasa seperti asuransi. Media yang digunakan antara lain jurnal-jurnal perdagangan dan teknik, literature dan catalog teknik, pameran dagang, jasa pengiriman pos serta seminar demonstrasi. 3. Iklan Perdagangan ( Trade Advertising ) Iklan ini secara khusus ditujukan pada kalangan distribuot, pedagang-pedagang kalangan besar, para agen eksportir dan importer dan para pedagang besar dan kecil. Barang-barang yang diiklankan adalah barang-barang untuk dijual kembali. Media yang digunakan antara lain surat kabar, televise dan media perdagangan. 4. Iklan Eceran ( Retail Advertising ) Iklan ini dibuat dan disebarluaskan oleh pihak atau perusahaan dan iklan ini biasanya ditempatkan disetiap lokasi ( toko,gerai-gerai penjualan ) yang menjual produk tadi kepada konsumen. Media yang digunakan antara lain Koran mingguan dan harian local, poster-poster dipasang di kendaraan angkutan umum, iklan-iklan lapangan di area olahraga,. Kiriman pos, siaran iklan televise dan radio swasta daerah serta catalog-katalog. 5. Iklan Bersama ( Cooperative Advertising ) Misalnya dukungan iklan yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada para pengecer. Produk-produk tersebut ini disebut kerjasama iklan secara vertical. Misalnya iklan bersama antara roti dan mentega dimana sejumlah perusahaan sejenis membuat iklan bersama ini disebut kerjasama iklan secara horizontal. 6. Iklan Keuangan ( Financial Advertising ) Iklan ini meliputi iklan-iklan untuj Bank, jasa tabungan,asuransi dan investasi. Tujuannya untuk menghimpun dana pinjaman atau penawaran modal, baik dalam bentuk asuransi, penjualan saham obligasi, surat utang atau dana pensiun. Media yang digunakan tergantung dari khalayak yang hendak dituju misalnya televisi, Koran-koran dan majalah bisnis. 7. Iklan Retruitmen ( Recruitment Advertising ) Iklan bertujuan merekrut calon pegawai dan bentuknyaantara lain iklan kolom yang menjanjikan, kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa.

Sifat Iklan menurut Kotler

Kotler ( 2003 : 643 ) menjelaskan bahwa sifat-sifat dari iklan itu adalah sebagai berikut : 1. Presentasi Umum Iklan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifatnya yang umum itu memberi semacam keabsahan produk dan penawaran yang terstandarisasi karena banyak orang menerima pesan yang sama, pembeli tahu bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi oleh umum 2. Tersebar Luas Iklan adalah medium berdaya sebar luas yang memungkinkan penjual mengulang suatu pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesan. 3. Ekspresi yang Lebih kuat Iklan memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara dan warna yang penuh seni.namun kadang-kadang kemapuan berekspresi yang terlalu berhasil dari iklan dapat memperlemah pesan atau mengalihkan perhatian dari pesan. 4. Tidak Bersifat Pribadi Iklan tidak memiliki kemampuan memaksa seperti wiraniaga perusahaan. Audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monologi, bukan dialog dengan audiens.

Fungsi Iklan kesimpulan Galih Pratama

iklan menjadi penghubung antara produsen dan konsumen.

Fungsi Iklan menurut Swastha

Menurut Swastha ( 2000 : 246-248 ), iklan mempunya fungsi sebagai berikut : 1. Memberikan Informasi Iklan merupakan suatu alat bagi penjual dan pembeli untuk memberitahukan informasi kepada pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan mereka dapat dipenuhi dengan mengadakan yang memuaskan bagi pembeli barupa penyebaran informasi yang mungkin sedang dicari. 2. Membujuk atau Mempengaruhi Sebagai alat untuk membujuk pembeli potensial dengan menyatakan bahwa suatu produk lebih baik daripada produk lain. 3. Menciptakan Kesan Dengan iklan orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang suatu produk yang dilakukan dan dengan iklan juga dapat menciptakan kesan kepada masyarakat untuk melaksanakan pembelian secara rasional dan ekonomis. 4. Memuaskan Keinginan Iklan merupakan alat untuk mencapai tujuan dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan antara produsen dan konsumen. 5. Sebagai Alat Komunikasi Iklan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli shingga keinginan mereka dapat terpenuhi secara efisien dan efektif.

Menurut Buchari Alma ( 2000 : 245 ) untuk menyusun iklan yang baik harus memperhatikan 3 faktor

Menurut Buchari Alma ( 2000 : 245 ) untuk menyusun iklan yang baik harus memperhatikan 3 faktor yaitu : 1. Bagian atas atau sebagai terompetnya, yang mengundang para pembaca untuk melihat dan harus dapat memikat mata. Kepala Iklan jangan dimulai dengan nama [erusahaan atau merk perniagaan, tetapi hendaknya dimulai dengan perkataan atau semboyan-semboyan yang menarik yang berhubungan dengan isi iklan tersebut. 2. Bagian tengah harus diisi dengan perkataan-perkataan yang menguntungkan pembeli, kata-katanya harus disusun semenarik mungkin. Untuk menyusun bagian tengah hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Buatlah kalimat yang pendek-pendek. b. Tunjukan iklan itu kepada orang yang mungkin membeli. c. Hinder semboyan-semboyan yang membosankan. 3. Bagian penutup hendaknya dicantumkan nama perusahaan, alamat dan nomor teleponnya.

Pengertian Iklan menurut Galih Pratama

kegiatan penawaran kepada masyarakat baik secara visual tentang suatu barang, jasa atau ide

Ciri-ciri Iklan

1. Iklan merupakan bentuk komunikasi non personal yang dilakukan lewat media yang terpilih untuk menyampaikan informasi kepada konsumen dan calon konsumen dengan maksud untuk mendapatkan umpan balik dari mereka sehingga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. 2. Adanya sejumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan ikalan. Biaya menjadi tanggung jawab pihak sponsor baik individu maupun organisasi yang memanfaatkan jasa periklanan. 3. Iklan memiliki tujuan untuk memperkenalkan ide, barang atau jasa. Menurut Buchari Alma ( 2000 : 245 ) untuk menyusun iklan yang baik

Iklan menurut Stanton

Iklan menurut Stanton ( 1996 : 635 ) adalah : “ Iklan adalah terdiri dari semua kegiatan yang terlibat dalam penyajian suatu kesan yang non personal ( tidak bersifat pribadi ) disuarakan ( oral ) atau visual dan dibiayai secara terbuka untuk suatu peroduk tertentu, jasa atau ide, pesan ini dinamakan iklan disiarkan oleh satu atau lebih media dan dibiayai oleh sponsor dan diketahui oleh umum ”.

Pengertian Iklan Menurut Kotler

Menurut Kotler ( 2002 : 635 ) mendefinisikan iklan adalah segala bentuk penyajian secara non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Pengertian iklan menurut Tjiptono

Pengertian iklan menurut Tjiptono (1997 : 226 ) mengatakan bahwa : “Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian”.

Pengertian Iklan

Iklan merupakan salah satu kegiatan promosi yang banyak dilakukan oleh perusahaan maupun perseorangan. Dalam iklan pihak yang memasang iklan ( disebut sponsor ) harus mengeluarkan biaya atas pemasangan ilan pada media yang digunakannya.

Pengertian Time Deposit Open Account (TDOA)

Time Deposit Open Account (TDOA), yaitu deposito yang penempatan dananya dalam bentuk suatu rekening khusus dimana dananya setiap saat dapat ditambah atau ditarik namun nasabah harus menyisakan sejumlah besar dana saldo sebagai saldo minimum, sedangkan bunganya dibayarkan atau dasar saldo harian (Loen dan Ericson, 2007:34).

Pengertian Deposit on Call

Deposit on Call, yaitu deposito yang bunganya dibayar dibelakang namun penarikan dananya harus disertai pemberitahuan beberapa hari sebelumnya kepada bank (Loen dan Ericson, 2007:34). Selain itu Kasmir (2002:98) menyatakan bahwa deposit on call merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu.

Pengertian Sertifikat Deposito

Sertifikat Deposito, merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjualbelikan pada pihak lain. Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai (Kasmir, 2003:81).

Pengertian Deposito Berjangka

Deposito Berjangka, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank. Mengingat simpanan hanya dapat dicairkan pada saat jatuh tempo oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito sesuai tanggal jatuh temponya, maka deposito berjangka ini merupakan simpanan atas nama dan bukan atas unjuk. Apabila deposan menghendaki agar deposito berjangkanya diperpanjang secara otomatis, maka pihak bank dapat memberikan fasilitas perpanjangan otomatis (automatic roll over-ARO) (Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:97)

Beberapa Jenis Deposito

Sumber dana deposito merupakan sumber dana semi tetap, karena penarikannya dapat diperkirakan berdasarkan jatuh temponya sehingga tingkat fluktuasinya dapat diantisipasi. simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Terdapat beberapa jenis deposito, antara lain: 1. Deposito Berjangka, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank. Mengingat simpanan hanya dapat dicairkan pada saat jatuh tempo oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito sesuai tanggal jatuh temponya, maka deposito berjangka ini merupakan simpanan atas nama dan bukan atas unjuk. Apabila deposan menghendaki agar deposito berjangkanya diperpanjang secara otomatis, maka pihak bank dapat memberikan fasilitas perpanjangan otomatis (automatic roll over-ARO) (Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:97) 2. Sertifikat Deposito, merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjualbelikan pada pihak lain. Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai (Kasmir, 2003:81). 3. Deposit on Call, yaitu deposito yang bunganya dibayar dibelakang namun penarikan dananya harus disertai pemberitahuan beberapa hari sebelumnya kepada bank (Loen dan Ericson, 2007:34). Selain itu Kasmir (2002:98) menyatakan bahwa deposit on call merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu. 4. Time Deposit Open Account (TDOA), yaitu deposito yang penempatan dananya dalam bentuk suatu rekening khusus dimana dananya setiap saat dapat ditambah atau ditarik namun nasabah harus menyisakan sejumlah besar dana saldo sebagai saldo minimum, sedangkan bunganya dibayarkan atau dasar saldo harian (Loen dan Ericson, 2007:34).

Pengertian Deposito menurut Kasmir

Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan Bank (Kasmir, 2003:80)

Pengertian Tabungan menurut kasmir

Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2003:74)

Pengertian Giro Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso

Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006:97), giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

Pengertian Simpanan Giro menurut Kasmir

Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan (Kasmir, 2003:65)

Pengertian Simpanan Menurut Kasmir

Dalam Kasmir (2003:65), pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifkat deposito tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Menurut Kasmir

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal, maka pihak manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga. Menurut Kasmir (2008:137-140), faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan Dana Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Namun, peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban. 2. Target Laba yang diinginkan Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga pinjaman. 3. Kualitas Jaminan Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. 4. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 5. Jangka Waktu Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek, bunganya relatif rendah. 6. Reputasi Perusahaan Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil. 7. Produk yang Kompetitif Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar. 8. Hubungan Baik Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang memiliki hubungan baik dengan bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. 9. Persaingan Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras dengan bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan, meskipun margin laba mengecil. 10. Jaminan Pihak Ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafide, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik, maupun loyalitasnya terhadap bank, bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Begitu pun sebaliknya.

Pengelompokan Bungan Menurut Kasmir

Menurut Kasmir, (2008:136), dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu: 1. Bunga Simpanan Adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh: jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. 2. Bunga Pinjaman Adalah bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, sebagai contoh bunga kredit. Suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah peminjan (debitur).

Pengertian Suku Bunga Menurut Kasmir

Kasmir, (2008:135) mengatakan bahwa bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

Manajemen Risiko Menurut Hitapupondang

Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari pemberian kredit. Oleh karena itu pemberian kredit harus diawasi dengan manajemen risiko yang ketat (Hitapupondang, 2009)

Pengertian Kredit Menurut Siamat

Menurut Siamat (2005:349) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan sumber dana bank berasal masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Pengertian Kredit

kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson, 2007:84).

Pengertian Bank

Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan, yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson, 2007:1).

Selasa, 23 April 2013

Analisis Character Calon Debitur Kredit

Character Prinsip yang pertama yang harus dipertimbangkan pihak bank dalam memberikan kredit kepada calon debiturnya yaitu character. Character merupakan suatu keyakianan bahwa sifat atau watak dari orang‐orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Bank Rakyat Indonesia Cabang Rantau,Aceh Tamiang menjadikan Character sebagai suatu hal yang sangat penting karena Character ini merupakan faktor kunci yaitu untuk melihat watak atau sifat dari debitur adakah kemauan calon debitur tersebut untuk mau dan mampu menyelesaikan hutangnya,melalui wawancara secara langsung kepada calon debitur tersebut. Character dari calon nasabah dapat diperoleh melalui upaya: (a) Meneliti riwayat hidup calon nasabah, (b) Meneliti reputasi calon debitur tersebut di lingkungan usahanya, (c) Melakukan bank to bank information, mencari informasi dari bank kebank lain tentang calon debitur, (d) Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha di mana calon debitur berada, (e) Mencari informasi apakah calon debitur suka berjudi, (f) Mencari informasi apakah calon debitur suka berfoya-foya.

Kredit Bermasalah (Non Performing Loan)

Pengertian kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M).

Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwasuatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan.

Tujuan Kredit

Misi bank dalam memberikan kredit tidak lepas dari tujuannya melakukan pemberian kredit adapun tujuan utama bank dalam memberikan kredit kepada para debitur atau nasabahnya adalah sebagai berikut : a. Mencari Keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang memperoleh kredit pun bertambah maju dalam usahanya. Keuntungan ini Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol.1, No.1, Desember 2012 91 penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidir. b. Membawa Usaha Nasabah Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu Pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.

Pengertian Kredit

Pengertian Kredit Kredit bersal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang (penundaan pembayaran). Apabila orang mengatakan membeli secara kredit maka hal itu berarti si pembeli tidak harus membayarnya pada saat itu juga. Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 7 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yangmewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu denganpemberian bunga.Menurut Simorangkir (1994:91), kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.

Unsur-Unsur Kredit

Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan adalah hal yang sangat mendasar yang menciptakan kesepakatan antara pihak yang memberikan kredit dan pihak yang menerima kredit untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban yang telah disepakati, baik dari jangka waktu peminjaman sampai masa pengembalian kredit serta balas jasa yang diperoleh . Menurut, Moh.Toejekam (1998:2-3) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut: a. Waktu Waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut menyatakan bahwa ada jarak antara saat pesetujuan pemberian kredit dan pelunasannya. b. Kepercayaan Kepercayaan ini yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada debitur, bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan mengembalikannya sesuai kesepakatan yang disetujui oleh pihak kedua. c. Penyerahan Penyerahan ini merupakan pernyataan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomi kepada debitur yang harus dikembalikannya setelah jatuh tempo. d. Risiko Risiko yang menyatakan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberikan dan perlunasannya. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik yang disengaja oleh nasabah maupun yang tidak di sengaja. e. Persetujuan/ Perjanjian Persetujuan/Perjanjian merupakan suatu hal yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian.

Kategori Kredit Bermasalah berdasarkan pembayaran kredit

Dalam lampiran SEBI Nomor 73/DPNP tanggal 31 Januari 2005, untuk penetapan perhitungan kualitas kredit berdasarkan ketepatan pembayaran pokok dan bunga, ditentukan sebagai berikut : 1) Lancar (L), apabila pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. 2) Dalam Perhatian Khusus (DPK), apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari. Jarang mengalami cerukan. 3) Kurang Lancar (KL), apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampui 90 (sembilan puluh) hari sampai dengan 120 (seratus dua puluh) hari. Terdapat cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas. 4) Diragukan (D), apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah mencapai 120 (seratus dua puluh) hari sampai dengan 180 (seratus delapan puluh) hari. Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas. 5) Macet (M), apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampui 180 (seratus delapan puluh) hari.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan Kualitas Kredit

Penggolongan kualitas kredit diatur berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4471) yang dalam pelaksanaannya diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005, dengan pokok-pokok ketentuan sebagai berikut : a. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan kualitas kredit, meliputi: 1) Prospek Usaha Penilaian terhadap prospek usaha dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut : a) Potensi pertumbuhan usaha; b) Kondisi pasar dan posisi debitor dalam persaingan; c) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja; d) Dukungan dari grup atau afiliasi; dan e) Upaya yang dilakuan debitor dalam rangka memelihara lingkungan hidup. 2) Kinerja (performance) debitor Penilaian terhadap kinerja (performance) debitor dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a) Perolehan laba; b) Struktur permodalan; c) Arus kas; dan d) Sensitivitas terhadap risiko pasar. 3) Kemampuan membayar Penilaian terhadap kemampuan membayar dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut : a) ketepatan pembayaran pokok dan bunga; b) ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitor; c) kelengkapan dokumentasi kredit; d) kepatuhan terhadap perjanjian kredit; e) kesesuaian penggunaan dana; dan f) kewajaran sumber pembayaran kewajiban. b. Kriteria dari masing-masing komponen sebagaimana dimaksud pada huruf a diuraikan dalam lampiran Surat Edaran Bank Indonesia ini. c. Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas dan signifikasi dari faktor penilaian dan komponen, serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen tersebut terhadap karakteristik debitor yang bersangkutan. d. Selanjutnya berdasarkan penilaian pada huruf b dan huruf c, kualitas kredit ditetapkan menjadi Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, diragukan atau Macet.

Pengertian Kredit dari Sudut Pandang Elemen Yuridis menurut Munir Fuady

Sedangkan menurut Munir Fuady Elemen-elemen yuridis dari suatu kredit, adalah : 1. Adanya kesepakatan antara debitur dengan kreditur yang disebut dengan perjanjian kredit. 2. Adanya para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur. 3. Adanya kesanggupan atau janji untuk membayar hutang. 4. Adanya pinjaman berupa pemberian sejumlah uang. 5. Adanya perbedaan waktu antara pemberian kredit dengan pembayaran kredit.

Pengertian Kredit berasal dari Bahasa Romawi

Dari segi bahasa, kredit berasal dari kata credere yang diambil dari bahasa Romawi yang berarti kepercayaan. . Kepercayaan ini merupakan dasar dari setiap perikatan, yaitu seseorang berhak menuntut sesuatu dari orang lain. Elemen dari kredit adalah adanya dua pihak, kesepakatan pinjam-meminjam, kepercayaan, prestasi, imbalan dan jangka waktu tertentu.

Kegiatan- kegiatan Bank Umum

Kegiatan- kegiatan Bank Umum adalah sebagai berikut : 1. Menghimpun dana dari masyarakat ( Funding ) dalam bentuk : 1). Simpanan Giro (Demand Deposito) 2). Simpanan Tabungan ( Saving Deposit ) 3). Simpanan Deposito ( Time Deposit ) 2. Menyalurkan dana kemasyarakat ( Lending ) dalam bentuk : 1). Kredit Investasi 2). Kredit Modal Kerja 3). Kredit Perdagangan 3. Memebrikan jasa-jasa bank lainnya ( Services ) seperti : 1). Transfer ( Kiriman Uang ) 2). Inkaso ( Collection ) 3). Kliring ( Clearing ) 4). Save Deposit Box 5). Bank Card 6). Bank Notes ( Valas ) 7). Bank Garansi 8). Referensi Bank 9). Bank Draft 10). Letter Of Credit ( L/C ) 11). Travellers Cheque 12). Jual Beli Surat-Surat Berharga 13). Menerima setoran-setoran seperti : - Pembayaran pajak - Pembayaran telepon - Pembayaran air - Pembayaran listrik - Pembayaran uang kuliah 14). Melayani pembayara-pembayaran seperti : - Gaji/pensiun/honorarium - Pembayaran Deviden - Pembayaran kupon - Pembayaran bonus/hadiah

Suku Bunga Dasar Kredit

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Rupiah adalah suku bunga dasar yang digunakan oleh Bank sebagai acuan dalam penentuan suku bunga kredit Rupiah kepada debitur. SBDK belum memperhitungkan Risiko Kredit yang ditanggung Bank. Besarnya Risiko Kredit setiap debitur berbeda tergantung pada penilaian Bank atas Profil Risiko debitur dengan mempertimbangkan kondisi keuangan debitur, prospek pelunasan kredit, prospek sektor industri debitur dan jangka waktu kredit. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK. SBDK per Segmen Bisnis : oSBDK segmen Kredit Korporasi merupakan SBDK untuk debitur segmen Kredit Corporate & Kredit Commercial oSBDK segmen Kredit Ritel merupakan SBDK untuk debitur segmen Kredit Ritel oSBDK segmen Kredit Konsumsi KPR merupakan SBDK untuk debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oSBDK segmen Kredit Konsumsi Non KPR merupakan SBDK untuk debitur Kredit Non KPR tidak termasuk Kredit Tanpa Agunan dan Kartu Kredit