Kamis, 08 Juli 2010

EQ (EMOTIONAL QUOTIENT)



EMOSI adalah letupan perasaan seseorang.

PENGERTIAN EQ (Emotional Quotient) / kecerdasan emosi :
1. Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLEMAN).
2. Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER).
3. Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan, keta- jaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh (COOPER & SYAWAF).
4. Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial (SEAGEL).

ASPEK EQ (SALOVELY & GOLDMAN) ADA LIMA :
1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).
2. Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri).
3. Kemampuan motivasi diri.
4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.
5. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).

PRILAKU CERDAS EMOSI :
• - Menghargai emosi negatif orang lain.
• - Sabar menghadapi emosi negatif orang lain.
• - Sadar dan menghargai emosi diri sendiri.
• - Emosi negatif untuk membina hubungan.
• - Peka terhadap emosi orang lain.
• - Tidak bingung menghadapi emosi orang lain.
• - Tidak menganggap lucu emosi orang lain.
• - Tidak memaksa apa yang harus dirasakan.
• - Tidak harus membereskan emosi orang lain.
• - Saat emosional adalah saat mendengatkan

EQ TINGGI ADALAH :
• - Berempati.
• - Mengungkapkan dan memahami perasaan.
• - Mengendalikan amarah.
• - Kemandirian.
• - Kemampuan menyesuaikan diri.
• - Disukai.
• - Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.
• - Ketekunan.
• - Kesetiakawanan.
• - Keramahan.
• - Sikap hormat.

Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi. Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat di luar inti batin seseorang juga batas-batas keluarga.

Penting bahwa kita perlu memahami apa yang diperlukan untuk membantu kita membangun kehidupan yang positif dan memuaskan, karena ini akan mendorong mencapai tujuan-tujuan PROFESIONAL kita.

Dr. DANIEL GOLEMAN memberikan satu asumsi betapa pentingnya peran EQ dalam kesuksesan pribadi dan profesional :
• - 90% prestasi kerja ditentukan oleh EQ.
• - Pengetahuan dan teknis hanya berkontribusi 4%.

Dari banyak penelitian didapatkan hasil atau pendapat bahwa individu yang mempunyai IQ tinggi menunjukkan kinerja buruk dalam pekerjaan, sementara yang ber-IQ rendah justru sangat perprestasi. Hal ini dikarenakan individu yang mempunyai IQ tinggi seringkali memiliki sifat-sifat menyesatkan sebagai berikut :
• - Yakin tahu semua hal.
• - Sering menggunakan pikiran untuk menalar bukan untuk merasakan.
• - Meyakini bahwa IQ lebih penting dari EQ.
• - Sering membuat prioritas-prioritas yang merusak kesehatan kita sendiri.

Kemampuan akademik, nilai raport, predikat kelulusan perguruan tinggi tidak bias menjadi tolak ukur seberapa baik kinerja seseorang sesudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang akan dicapai.

Menurut MICK CLELLAND tahun 1973 “TESTING FOR COMPETENCE”, bahwa seperangkat percakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif akan menghasilkan ORANG-ORANG YANG SUKSES DAN BINTANG-BINTANG
KINERJA.

MEMBANGUN BENTENG UNTUK MENCAPAI KETERAMPILAN EMOSIONAL (Dr. PATRICIA PATTON) :
1. Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman yang memungkinkan anda merasakan perbedaan besar dalam bagaimana kita mengendalikan emosi. Ini terjadi ketika merasakan gembira yang sangat karena intensitas dan rentang emosi, di mana kita overt control terhadap impuls untuk merasakannya. Ini dapat mencegah masyarakat untuk tidak lagi saling berbagi dan menghormati perasaan orang lain.
2. Mengekspresikan kenyataan bahwa tidak seorang pun memiliki perasaan yang sama tentang persoalan yang serupa. Menerima perbedaan merupakan masalah di masyarakat yang mengharapkan setiap orang dapat bertindak seperti itu.
3. Mengekang emosi adalah tindakan tidak sehat dan dapat mengarahkan kita kedalam cara-cara yang negatif. Yang paling baik adalah menyalurkan emosi secara wajar dan bertahap.
4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah ketika menghadapi suatu masalah yang kita tidak mungkin dapat mengontrolnya. Ini bermanfaat untuk memahami perbedaan antara pengaruh dan kontrol. Ada beberapa hal kita dapat memengaruhi masyarakat dan beberapa situasi, tetapi dapat juga terjadi kemungkinan bahwa masyarakat yang ingin mengendalikan segalanya.
5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri dan tahu kapan kita perlu mengubah strategi.
6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri, tanpa memaksakan harapan kita pada mereka.
7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi yang kita miliki bagi pertumbuhan pribadi.
8. Mengetahui pentingnya kasih sayang, perhatian dan berbagi bersama.

ROBERT K. COOPER, PH.D DAN AYMAN SAWAF, Meningkatkan kecerdasan emosi dengan “masuk kedalam hati dan keluar dari fikiran” ;

Dengan meluangkan waktu dua atau tiga menit dan bangun tidur lima menit lebih awal dari biasanya, duduklah dengan tenang, keluarlah dari pikiran anda, kemudian masuklah pada suara-suara hati anda, tuliskan apa yang anda rasakan. Dengan cara-cara ini mudah-mudahan dengan secara langsung akan mendatangkan kejujuran emosi (hati), berikut kebijakan yang terkait, dan membawanya ke permukaan sehingga anda dapat menggunakannya secara efektif. Lebih jauh suara-suara hati ini akan memberi makna pada hari-hari panjang anda dan akan membawa pada kesiapan batin untuk menjalani kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar